Rabu, 17 Mei 2017

Perkuat Jaringan Broadband, Indosat Beli Satelit Palapa N-1 dari Tiongkok

PT Indosat Tbk (Indosat Ooredoo) dan PT Pasifik Satelit Nusantra (PSN) melakukam joint venture membentuk PT Palapa Satelit Nusa Sejahtera menandatangani kesepakatan kerja sama pembelian satelit dari produsen asal Tiongkok, China Great Wall Industry Corporation (CGWIC).
CGWIC akan mengerjakan dan mengorbitkan satelit yang nantiny dioperasikan oleh Indosat guna mendukung layanan penyiaran (broadcast) dan pita lebar (broadband) di seluruh wilayah Indonesia.
Satelit ini menggunakan teknologi terbari dalam industri satelit yakni high throughput satellite yang akan diluncurkan di Xichang Satellite Launcher Center di Tiongkok. Satelit yang dibeli Indosat bersama PSN ini dinamai Palapa Nusantara 1 atau Palapa N-1 yang diposisikan sebagai penerus Palapa-D slot orbit 113° Bujur Timur.
"Jadi satelit yang sekarang 113° sudah penuh. Jadi semua pelanggan pelanggan dipastikan ada layanan menggantikan. Tapi tambahan tadi apa yang dikatakan oleh pak Rudiantara ada 12 GB broadband untuk tambahan akses internet murah," kata Direktur Utama Indosat Alexander Rusli usai penandatanganan kontrak pembelian satelit dengan perusahaan asal Tiongkok di Jakarta, Rabu (17/5).
Alex mengatkan, satelit yang memakan biaya US$ ini diharapkan akan menciptkan jaringan broadband internet yang luas serta memberikan layanan dengan tarif lebih murah.
"Kalau dipakai sebagai backbone tentunya kita untuk seller data itu cost-nya tidak naik sehingga apa yang ditawarkan kepada masyarakat tidak naik juga. Tapi juga ada alternatif kita menjual kepada konsumen broadband langsung baik itu Business to Business (B2B) maupun consumer,"kata Alex.
Namun kata Alex satelit ini nantinya diasumsikan untuk layanan broadband korporasi (B2B), sedangkan untuk konsumen tergantung dari permintaan (demand) masyarakat.
"Karena B2 B kebutuhannya selalu ada , tapi memang margin B2B lebih kecil daripada B to C (consumer). Tapi ya sudah financial close, apakah kita mau jualnya B to B atau B to C kita sambil jalan. Kalau B to C demand-nya harus jalan,"kata Alex.
Sementara itu terkait dengan rencana pemerintah dalam hal ini Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) yang tengah menyiapkan formula yang ideal untuk perhitungan tarif Internet melalui revisi Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika (Permen Kominfo) No 9/2008 , Alex mengatakan Indosat belum mengambil posisi seperti apa untuk tarif data. Sebab kata Alex, hal ini terlalu dini dan pemerintah pun belum menentukannya.
"Masih sangat awal soal tarif data. Jadi variable pemerintah belum difinalkan apakah tarif atas bawah, apakah untuk nasional, apakah per daerah atau operator yang mempunyai market share lebih dari berapa , itu belum tahu. Kita belum bisa ngambil posisi," tutup Alex. (OL-6)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar