Berbagi Cerita di Tanah Suci [3]
HARI kedua di Tanah Arab [14 Juli 2010], dan hari pertama bakal menjalani sehari penuh di Madinah. Bangun pagi sekitar jam 3 pagi, menjelang adzan Subuh pertama di Masjid Nabawi berkumandang. FYI di sini dan juga Makkah dan mungkin di kota-kota Tanah Arab yang lain, azan Subuh dikumandangkan dua kali. Pertama untuk membangunkan orang-orang dan yang kedua penanda masuk waktu Subuh. Sebagian Masjid di Indonesia setahu saya juga mengadopsi ide ini.
HARI kedua di Tanah Arab [14 Juli 2010], dan hari pertama bakal menjalani sehari penuh di Madinah. Bangun pagi sekitar jam 3 pagi, menjelang adzan Subuh pertama di Masjid Nabawi berkumandang. FYI di sini dan juga Makkah dan mungkin di kota-kota Tanah Arab yang lain, azan Subuh dikumandangkan dua kali. Pertama untuk membangunkan orang-orang dan yang kedua penanda masuk waktu Subuh. Sebagian Masjid di Indonesia setahu saya juga mengadopsi ide ini.
Oia sekedar memberitahu lagi, kemarin saya sudah bilang kalau di Arab sedang musim panas, tebak kira-kira berapa suhu di Arab Saudi? Well jangan terkejut baca tulisan ini. Subuh di Arab, terutama di Madinah yang saya lihat sendiri termometernya, itu suhunya 35° C. Itu baru subuh lho. Siang hari suhu selalu berada di atas 40°. Ayah sempat sms-an dengan saudara yang ada di Riyadh dan saudara kami bilang suhu di sana 50° C. Silahkan bayangkan sendiri bagimana rasanya. Yang jelas ga enak banget hawanya. Begitu keluar dari hotel langsung hawa panas menerpa. Kalau ada angin bukannya bikin sejuk malah tambah panas, karena anginnya membawa hawa panas. Belum lagi matahari juga bersinar begitu terik. Sempurna sudah. Makanya Masjid dan hotel jadi benar-benar tempat yang nyaman. Bagi yang hotelnya jauh Masjid benar-benar jadi tempat istirahat. Jadi jangan heran kalau kita melihat banyak orang yang tidur di sini
Tapi yang heran ya orang Arab koq ya biasa saja menghadapi cuaca ekstrim seperti ini. Jalan juga tanpa kacamata hitam dan sangat santai. Padahal kami ini yang dari luar Arab harus pakai kacamata hitam biar bisa melihat dengan normal. Ga nyureng-nyureng kalau kata orang Jawa. Yang jelas penyebab orang Arab begitu santai menghadapi cuaca ekstrim ini amat sangat mungkin karena mereka sudah terbiasa. Ditambah lagi baju gamis + surban yang mereka pakai ternyata juga mendukung. Entah bagaimana penjelasan teknisnya, konon perpaduan gamis dan sorban bikin pemakainya bisa merasa sejuk ketika musim panas, tapi juga terasa hangat di musim dingin. Makanya sehari-hari mereka memakai gamis dan sorban.
Kegiatan hari ini, setelah subuh rencananya saya dan Ayah mau ke Roudoh. Kalau laki-laki memang bebas mengunjungi Roudoh, tapi kalau wanita hanya bisa pada jam-jam tertentu. Bagi yang belum tahu Roudoh itu apa, Roudoh adalah sebuah tempat sempit antara mimbar Nabi saat jadi imam dengan rumahnya. Konon tempat itu, ada haditsnya juga, sangat mustajab untuk berdoa. Makanya jamaah Masjid Nabawi berebut untuk berdoa di situ. Mimbar yang dulu dipakai nabi sudah tidak dipakai lagi, tapi masih tetap ada. Untuk membedakan dengan tempat shalat biasa, warna karpet lingkungan Raudah berwarna putih sementara masjid Nabawi merah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar